Saturday, March 12, 2011

mitos roro anteng dan joko seger (tengger) gunung bromo

Mitos Gunung Bromo Mitologi
Joko Seger Kisah Mistis
Tanggap Wayang Untuk Sang
Bethoro Bromo
Menurut budayawan asal
Malang, Prof Henry
Supriyanto, ungkapan warga
tersebut adalah sebuah mitos
yang masih tertanam di
sekitar warga lereng Bromo,
khususnya di perbatasan
Gunung Bromo dengan
Kabupaten Malang.
"Mitos keturunan Joko Seger
dan istrinya Loro Anteng yang
merupakan keturunan dewa-
dewa itu masih dipegang erat
oleh warga Desa Ngadas,"
paparnya.
Henry menceritakan, kuatnya
hubungan antara Gunung
Bromo dengan warga Desa
Ngadas tak lepas dari upaya
Joko Seger yang pernah
mengorbankan putra
bungsunya atau putra ke 25
(Kusuma) untuk sesaji Gunung
Bromo.
Sehingga, warga yakin dengan
sesaji yang dilakukan Joko
Seger, Gunung Bromo tidak
akan meletus, dan apabila ada
letusan warga meyakini tidak
akan mengarah ke desanya.
"Mitos itu hingga kini masih
dipegang masyarakat Desa
Ngadas, dan tidak akan
terpengaruh dengan
meningkatnya aktivitas
Gunung Bromo," kata Henry
yang juga guru besar Sejarah
dari Universitas Negeri
Surabaya (Unesa) itu.
Seusai mengorbankan anak
bungsunya, Joko Seger lantas
meminta kepada warga agar
apabila mempunyai "hajatan"
atau perayaan, supaya tidak
"menanggap" (menampilkan)
wayang kulit, melainkan
wayang topeng, wayang panji
atau ludruk, hal ini untuk
menghormati "Sang Bethoro
Bromo" (Dewa Bromo).
Henry mengatakan,
peningkatan status gunung api
tersebut dianggap warga
sebagai peringatan bagi
seluruh manusia di bumi agar
tidak membuat kerusakan.
Meski demikian, Henry tetap
meyakini, warga Ngadas tidak
akan pindah sebab kuatnya
memegang mitos tersebut.
Kuatnya warga dalam
memegang mitos tersebut,
dibenarkan oleh Kepala Desa
Ngadas, Kartono.
Ketika ditemui di Balai Desa
Ngadas, Kartono mengatakan,
hingga saat ini warganya yang
berjumlah 1.781 jiwa tersebut,
masih lebih percaya dengan
keyakinannya sendiri daripada
info yang dikeluarkan Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi (PVMBG).
Hal ini terlihat dari aktivitas
warga yang tetap menjalani
kesehariannya seperti biasa,
dan tidak ada "keanehan"
terkait adanya info
peningkatan status.
"Warga selalu berharap kabar
baik dari Gunung Bromo, dan
tidak pernah berpikir aneh-
aneh. Oleh karena itu, meski
badan vulkanologi
menyebutkan status desanya
cukup rawan terkena abu
vulkanik, namun warga tetap
menanggapinya dengan
biasa," papar Kartono.
Ia menjelaskan, peningkatan
aktivitas Gunung Bromo yang
berakibat munculnya abu
vulkanik tersebut merupakan
hal yang biasa bagi warga
Ngadas, sebab peristiwa itu
tidak hanya sekali dialami
warga.
"Hingga saat ini warga lebih
memilih tetap tinggal di desa,
meski status tersebut dinilai
PVMBG membahayakan,
sebab kejadian ini sudah
terbiasa dialami oleh warga,"
tuturnya.
Gunung Bromo, Mitos Gunung
Bromo, Mitologi Joko Seger
Loro Anteng, Kisah Mistis
Gunung Brom, Wayang Kulit,
Wayang Topeng, Sang Bethoro
Bromo, Video Gunung Bromo
Meletus, Youtube Letusan
Bromo Terbaru, Foto Awan
Wayang Bromo, Gamabar
Penampakan Awan Bromo
Mirip Wayang

No comments:

Post a Comment