Thursday, December 23, 2010

Kutub Utara dan Selatan BumiBergeser

VIVAnews - Setiap kurang
lebih 200 ribu tahun sekali,
kedua kutub planet Bumi,
utara dan selatan saling
bergeser. Umumnya,
pergeseran kedua kutub itu
membutuhkan waktu ribuan
tahun.
Scott Bogue, geolog dari
Occidental College dan
Jonathan Glen, peneliti dari US
Geological Survey (USGS) yang
mengamati lava di kawasan
Nevada yang telah berusia 15
juta tahun.
Hasilnya, dari penelitian,
mereka menemukan bahwa
kutub planet Bumi pernah
bergeser beberapa kali lipat
lebih cepat dibanding
kecepatan normal. Setidaknya
satu kali.
“Saat lava mendingin, ia
menyimpan catatan medan
magnet Bumi, ” kata Bogue,
seperti dikutip dari
Discovermagazine, 23
Desember 2010. “Setelah
mengamati lava yang
mengalami pendinginan
selama 2 tahun berturut-turut,
diketahui bahwa lava di
kawasan itu bergeser 53
derajat dari timur ke arah
utara dengan kecepatan 1
derajat setiap minggu, ”
ucapnya.
Awalnya, keduanya mengira
ada kesalahan dalam
penelitian mereka. Namun
pengujian lebih mendetail
mengonfirmasikan pola
pergeseran tersebut. Bukti
lain terjadinya pergeseran
kutub terekam oleh lava yang
ada di Oregon, yang telah
diteliti di tahun 1985 lalu.
Catatan geologi dari medan
magnet Bumi juga umumnya
mengindikasikan bahwa
medan magnet utara-selatan
itu bergeser satu kali setiap
sekitar 200 ribu tahun.
Pergeseran terjadi secara
lambat dan membutuhkan 4
ribu tahun untuk selesai.
Meski para ilmuwan belum
memastikan apa yang
membuat bergesernya kedua
kutub, besi cair panas yang
mampu menghantarkan listrik
yang mengalir di perut bumi
diperkirakan menjadi
penyebabnya. Apalagi zat ini
jugalah yang menimbulkan
medan magnet yang ada di
kutub Bumi.
Temuan ini diperkirakan akan
memicu gelombang
perdebatan baru. Sejumlah
geolog berpendapat bahwa
saat ini medan magnet juga
sedang menjalani pergeseran.
Seperti dilaporkan Science
News, medan magnet planet
Bumi semakin melemah
selama abad terakhir. Meski
demikian, pergeseran medan
magnet tersebut tidak akan
terlalu banyak mempengaruhi
kehidupan manusia.

No comments:

Post a Comment