Thursday, December 23, 2010

Misteri-Misteri Terbesar diBidang Sains

VIVAnews - Walaupun
peradaban manusia dan ilmu
pengetahuan sudah
mengalami kemajuan yang
begitu pesat, namun beberapa
beberapa hal masih
menyisakan pertanyaan dan
teka-teki.
Berikut ini adalah misteri-
misteri dikompilasi oleh situs
LiveSience, yang hingga kini
masih belum bisa dipecahkan
oleh 'pisau bedah' ilmu
pengetahuan murni.
9. Apa yang terjadi saat
gempa bumi terjadi?
Hingga kini manusia masih
belum mengetahui apa yang
terjadi ketika gempa bumi
berlangsung. Padahal gempa
bumi terjadi di dalam perut
planet bumi, tepat di bawah
kaki kita sendiri.
Hingga kini para pakar hanya
bisa menjelaskan dari mana
gempa bersumber dan
patahan apa yang terlibat
dalam peristiwa gempa
tersebut, atau mungkin hanya
memprediksi sampai kapan
gempa susulan akan
berlangsung.
Namun sampai kini mereka
tak bisa secara pasti
menjelaskan apa yang terjadi
di dalam bumi ketika gempa
berlangsung. Sifat dan
perilaku kekuatan yang
membuat patahan-patahan
terus bergerak hingga
kemudian akhirnya terjadi
gempa hingga kini masih
menjadi misteri.
"Masalah pergeseran pada
gempa adalah salah satu hal
yang paling dasar dari semua
ilmu tentang kebumian.
Namun itu masih menjadi
cerita misteri yang berusia 30
tahun, yang belum
terpecahkan," ujar Tom
Heaton, seorang pakar
geofisika dari Caltech.
8. Siapa Anda?
Kesadaran alamiah yang
dimiliki manusia selama ini,
masih membingungkan bagi
para psikolog dan ilmuwan di
bidang kognitif. Bagian dari
jawaban pertanyaan mendasar
di atas ada yang menjawab
dengan sederhana: sesuatu
yang memicu kita melakukan
sesuatu, sudah menyatu
dengan jaringan syaraf
manusia.
Walaupun kita mengira bahwa
apa yang kita lakukan adalah
kehendak bebas, namun
setiap pekerjaan yang
dilakukan oleh manusia juga
dipengaruhi oleh proses tak
sadar dan lingkungan sekitar.
Dan, bagaimana kita membuat
sebuah keputusan secara
sadar sehingga membuat
manusia memiliki akal selain
jiwa? Nah ini yang masih
menjadi misteri.
7. Bagaimana kehidupan bisa
terjadi di bumi?
Manusia telah menemukan
bukti-bukti awal tentang
adanya kehidupan kuman
sederhana di bumi sejak
sekitar 3 miliar tahun yang
lalu. Namun, bagaimana
kemudian kejadian awal dari
kehidupan mahluk lain di
bumi, hingga kini belum
diketahui.
"Banyak teori dari asal
kehidupan yang ditawarkan,
namun sangat sulit untuk
diterima dan dibuktikannya."
kata Diana Northup, Cave
Biologist dari University of
New Mexico.
6. Bagaimana otak bekerja?
Hingga kini, belum ada yang
bisa menjelaskan bagaimana
otak manusia bekerja. Dengan
miliaran neuron dan masing-
masing neuron memiliki
ribuan koneksi, otak memang
sangat sulit untuk diteliti.
"Kita semua berfikir bahwa
kita bisa memahami otak kita,
setidaknya melalui
pengalaman kita sendiri.
Padahal, pengalaman
subyektif kita adalah panduan
yang minim untuk
menentukan bagaimana otak
bekerja," ujar Scott Huettel,
pakar dari Center for
Cognitive Neuroscience dari
Duke University.
Hingga kini peneliti belum bisa
menentukan bagaimana
neuron-neuron membentuk
jaringan fungsional ketika
manusia sedang belajar,
mengingat, atau melakukan
aktivitas lainnya, termasuk
saat melihat, mendengar,
bergerak, atau saat tengah
dimabuk cinta.
5. Di mana bagian alam
semesta lainnya?
Manusia memiliki banyak
keterbatasan saat hendak
meneliti alam semesta. "Itu
disebut juga sisi kelam dari
alam semesta," kata Michael
Turner, seorang pakar
kosmologi dari University of
Chicago. Menurut dia misteri
terbesar dari alam semesta
adalah materi gelap dan
energi gelap.
Walaupun para peneliti
berusaha keras untuk
mengeksplorasi hingga ke luar
angkasa yang terjauh dan ke
perut bumi yang terdalam,
namun, diperkirakan baru 4
persen dari materi dan energi
yang ditemukan. Sementara
96 persen lainnya masih belum
bisa diketahui.
4. Apa yang menyebabkan
gravitasi?
Walaupun gravitasi telah
dipelajari sejak zaman
Newton, namun bidang ini
masih sedikit sekali diketahui
oleh manusia. Gravitas tidak
bisa dijelaskan oleh mode
standar fisika. Para teoretisi
meyakini gravitasi mungkin
ada kaitannya dengan partikel
kecil yang tak bermassa
bernama graviton yang
menimbulkan gaya gravitasi.
"Gravitasi sama sekali
berbeda dengan gaya lain
yang bisa dideskripsikan
dalam model standar," kata
Mark Jackson, pakar fisika
teori dari Fermilab di Illinois
AS."Saat Anda mengerjakan
perhitungan interaksi
gravitasional kecil, maka
Anda akan mendapat jawaban
yang ngawur. Matematika
sama sekali tak bisa bekerja,"
kata dia.
3. Benarkah ada Teori
Segalanya?
Para pakar biasanya memiliki
standar model yang cukup
baik untuk mendefinisikan
segala sesuatu di alam
semesta hingga ke bagian
partikel terkecil, mulai dari
magnetisme hingga ke atom-
atom yang menyusunnya dan
bagaimana mereka bisa tetap
stabil.
Model standar ini memandang
partikel-partikel menjadi titik-
titik yang sangat kecil, yang
beberapa di antaranya
mengandung gaya dasar.
Hanya saja, kelemahan dari
model standar tadi, adalah
kegagalannya untuk
melakukan perhitungan
terhadap gravitasi dan energi
yang sangat tinggi.
Nah, bila ada sebuah teori
yang bisa secara konsisten
menyertakan dua hal tadi ke
dalam pemodelannya, maka
teori fisika yang universal
akan benar-benar dapat
terwujud. Sayangnya, banyak
peneliti menganggap hal itu
tak akan pernah tercapai.
2. Apakah Alien memang
benar-benar ada?
Adalah sesuatu hal yang logis
ketika berasumsi bahwa ada
kehidupan lain selain di bumi.
Sebab, unsur-unsur yang
dibutuhkan bagi kehidupan
terdistribusi secara luas di
alam semesta.
Selain itu, sistem tata surya
yang mirip dengan tata surya
kita juga dijumpai di luar
angkasa. "Jadi setidaknya, ada
kemungkinan bahwa ada
kehidupan lain di sana," kata
Jill Tarter, Director of Center
for SETI Research di
California.
1. Bagaimana alam semesta
tercipta?
Teori tentang dentuman besar
yang mengawali keberadaan
alam semesta sejak 13,7 miliar
tahun lalu dipandang sebagai
teori yang masuk akal,
walaupun belum bisa langsung
diuji.
Pada teori ini, segala sesuatu
dimulai dengan luar angkasa
yang berukuran kecil dan
kemudian memuai dan
berkembang menjadi besar.
oleh karena proses inflasi
(pemompaan). "Hingga kini
kita belum mengetahui apa
yang menyebabkan inflasi,
atau bahkan apakah itu teori
yang benar atau tidak," kata
Eric Agol, seorang pakar
astrofisika dari University of
Washington. (hs)

No comments:

Post a Comment